Pandemi Virus Corona, Ini Cara Meredam Kepanikan dan Rasa Was-was

Wedang Kopi Prambanan – Tanggal 2 Maret 2020 lalu, Presiden Jokowi mengumumkan adanya kasus positif Covid-19, penyakit yang disebabkan infeksi virus corona jenis baru.

Setelah hampir tiga minggu, jumlah kasusnya terus bertambah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Masyarakat diimbau untuk waspada, tetapi tidak panik. Di tengah gempuran informasi seputar virus corona, tak sedikit yang merasakan kecemasan.

Bagaimana cara menjaga kesehatan mental dengan tetap waspada tetapi tidak panik dan takut berlebihan menghadapi wabah virus corona?

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Koentjoro memberikan ulasannya mengenai hal ini. Berikut ini ulasannya dilansir dari kompas.com.

Pahami konsep dasar

Koentjoro mengungkapkan, hanya ada satu cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat agar tidak panik menghadapi situasi wabah penyakit ini, yakni kembali ke konsep dasarnya.

Ia mencontohkan, saat kita bersin, artinya sistem tubuh tengah menolak virus yang masuk ke dalam tubuh.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperkuat antibodi sebagai senjata utama menghadapi virus.

Jika sudah memahami konsep dasar dari virus dan tahu cara melawannya, maka masyarakat tidak akan panik yang berlebihan.

Jangan panik, jangan panik!

Dalam ilmu psikologi, panik atau cemas memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan dan tindakan seseorang.

Yang terjadi saat ini, menurut Koentjoro, karena ketidaksiapan masyarakat menerima berbagai aliran informasi soal Covid-19, akhirnya kecemasan itu muncul.

“Secara psikologis itu menggambarkan ketakutan, bahwa kecemasan itu menular. Ketika ketakutan dan kecemasan itu menular, maka yang akan terjadi adalah orang menjadi semakin depresi, bingung, dan sebagainya,” jelas Koentjoro.

Untuk itu, penting kesadaran untuk tidak panik dalam menghadapi situasi ini.

Ketika ada kepanikan setelah menerima beragam informasi, menurut Koentjoro, ada ketidakjelasan informasi yang diterima.

Melihat perkembangan saat ini, Koentjoro mengatakan, ada kekhawatiran situasi yang berpotensi menimbulkan kepanikan masih akan berlangsung.

“Ini kan masih baru awal dari satu rangkaian yang nanti akan panjang. Sehingga kekhawatiran saya lebih pada paranoid massal sehingga nanti menjadi semacam bisa menjadi agresivitas,” kata dia.

Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk menjaga kewaspadaan dengan memahami soal virus corona, cara penularan, dan bagaimana mencegah agar tak tertular dari virus itu.

Diingatkan pula untuk mengikuti imbauan pemerintah agar selalu menjaga jarak minimal 2 meter ketika berada di ruang publik, dan tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Social distancing dan pembatasan gerak dianggap efektif untuk menekan meluasnya penularan virus corona. Selain itu, rajin mencuci tangan dan selalu membawa hand sanitizer saat bepergian.

Semoga bermanfaat.