Wedang Kopi Prambanan – Menyambangi obyek wisata bersama orang terkasih memang menyenangkan. Kenangan indah seolah menjadi jejak tak kasat mata nan abadi di tempat yang telah dikunjungi berdua.
Namun, kenangan indah itu akan sirna jika hubungan kamu dengan dia tidak berjalan sesuai rencana. Putus, misalnya.
Ya, kandas atau putusnya hubungan asmara bahkan bisa membuat momen yang sebelumnya indah untuk dikenang itu menjadi galau, menyedihkan, menyakitkan, atau ambyar.
Kenangan-kenangan seperti itulah yang ada dalam karya-karya The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot.
Beberapa lagu ciptaan-nya menyisipkan kisah kegalauan di balik keindahan berbagai obyek wisata. Jogja pun tidak luput dari lokasi kisah ambyar dalam lagu Didi Kempot. Nah, sobat Ambyar, berikut ini 3 obyek wisata di Jogja yang terdapat dalam lagu Didi Kempot: Yuk simak.
1. Pantai Parangtritis
Didi Kempot pernah membuat lagu berjudul Parangtritis yang merupakan salah satu obyek wisata pantai populer di Jogja. Saat hari libur atau akhir pekan, pantai ini hampir selalu banyak dikunjungi wisatawan.
Lord Didi Kempot pun menyisipkan kisah galau di pantai dengan panorama sunset yang indah ini. Berikut adalah penggalan lagu Didi Kempot yang berjudul Parangtritis:
“Rasane kepingin nangis yen kelingan Parangtritis, ning ati koyo diiris. Nalika udan gerimis, Rebo wengi, malem Kemis. Ra nyana ra ngira janjimu jebul mung lamis.”
Ini adalah terjemahan dari penggalan awal lagu berjudul Parangtritis tersebut:
“Rasanya ingin menangis kalau ingat Parangtritis, di hati seperti diiris. Saat hujan gerimis, Rabu malam, malam Kamis. Tidak nyangka, tidak mengira, janjimu ternyata cuma manis di mulut.”
Lagu itu mengisahkan tentang seseorang yang ditinggal oleh kekasihnya.
Padahal sebelumnya si dia sudah berjanji ketika berkunjung ke Pantai Parangtritis, tetapi ternyata ia mengingkari janjinya.
Bagi mereka yang mempunyai kenangan indah dengan mantan kekasih di Pantai Parangtritis, siap-siaplah ambyar dengan lagu ini.
2. Malioboro
Siapa yang tidak kenal Malioboro? Obyek wisata ini bisa dibilang merupakan ikon pariwisata di Jogja. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Jogja hampir pasti akan mampir ke Malioboro.
Tempat ini pun menjadi latar lokasi dalam lirik lagu Didi Kempot berjudul Malioboro. Nama Malioboro pun disebutkan dengan jelas dalam lirik lagu ini. Berikut penggalan lirik di awal lagu berjudul Malioboro:
“Lampu bangjo ing prapatan Malioboro. Nganti wengi aku dewean ana kana. Lalu lintas pating sliwer maneka warna. Dha ora ngerti rasane ati ing dada.”
“Malioboro, seksenana lelakonku. Nganti saiki tresnaku karo sliramu. Tansah taksiram tetesing eluhku. Nganti suk kapan sliramu eling aku.”
Berikut ini teremahannya:
“Lampu lalu lintas di perempatan Malioboro. Sampai malam aku sendiri di sana. Lalu lintas berlalu-lalang yang beragam. Semua tidak tahu rasanya hati di dalam dada.”
“Malioboro, jadilah saksi kisahku. Sampai sekarang, cintaku untuk dirimu. Selalu kusiram dengan tetes air mataku. Sampai kapan dirimu ingat aku.”
Lagu ini mengisahkan seseorang yang sedang sendiri dalam keramaian Malioboro hingga larut malam. Itu karena kekasih yang telah pergi meninggalkannya.
3. Gunung Api Purba Nglanggeran
Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan salah satu obyek wisata yang masih relatif baru di Jogja jika dibanding Pantai Parangtritis dan Malioboro.
Sesuai namanya, obyek wisata ini dulunya merupakan gunung api pada zaman purba. Selain itu, Nglanggeran menyajikan panorama dari ketinggian yang memukau sehingga banyak dikunjungi wisatawan.
Gunung Api Purba Nglanggeran pun menjadi latar belakang kisah galau pada lagu Didi Kempot berjudul Banyu Langit. Berikut ini adalah penggalan lirik lagu Banyu Langit:
“Adheme Gunung Merapi Purba, melu krungu swaramu ngucapne apa. Adheme Gunung Merapi Purba, sing ning Nglanggeran, Wonosari, Jogja.”